1. Pendahuluan
Menurut
Buku yang saya baca. Kata “DOSA” berasal dari bahasa yunani yaitu Hamartema
atau Hamartano yang mempunyai arti kata berdosa atau berbuat dosa. Kata “DOSA” dikenal umum sebagai sebuah
kata dalam bahasa religius yang terkadang tanpa di mengerti berdasarkan Alkitab
sebagai sumber pemahaman religius kekristenan khususnya. Kata “DOSA” diberi
arti yang bebas dan dilihat sebatas pelanggaran moral atau melanggar hukum.
Kata “DOSA” juga berhubungan erat dengan pelanggaran terhadap Taurat, yang
diimani sebagai hukum yang berasal dari Allah (bukan hukum yang berdasarkan
manusia). Kata “DOSA” dapat menjadi sebuah istilah yang ingin menggambarkan
tentang pemberontakan atau perlawanan terhadap Allah, bukan karena manusia dapat
menandingi Allah, tetapi karena manusia mengganggap dirinya dapat hidup tanpa
Allah.
2. Pembahasan
1. Apakah
Konsep Dosa itu ?
Sekarang kita memikirkan tentang dosa.
Alkitab mengajarkan bahwa dosa lebih dari sekedar kegagalan etika.
a.
Pertama,
dosa berarti “tidak mencapai target”.
Perjanjian baru menggunakan kata “hamartia” untuk mengingikasikan bahwa
manusia diciptakan dengan sebuah standar atau target sebagai tujuan dan arah
hidup. Ini berarti kita harus bertanggung jawab kepada Allah. Ketika dosa
datang kita gagal untuk mencapai standar Allah. Inilah alasan Allah mengutus
Tuhan Yesus anak-Nya yang tunggal untuk kembali menunjukkan standar itu
menjadikan Dia sebagai kebenaran dan kesucian kita.
b.
Kedua,
berbicara dari sudut posisi, dosa adalah satu perpindahan dari status
mula-mula. Manusia diciptakan berbeda, dalam perbedaan posisi,dengan tujuan
untuk menjadi saksi Allah, diciptakan antara Allah dan iblis, baik dan jahat.
c.
Ketiga,
dosa adalah penyalahgunaan kebebasan. Penghormatan terbesar dan hak istimewa
yang Allah berikan kepada manusia adalah karunia kebebasan. Kebebasan menjadi
suatu factor yang tidak bisa di tawar-tawar lagi sebagai fondasi dari nilai
moral. Arti kebebasan mempunyai dua pilihan yaitu: hidup berpusatkan Allah atau
hidup berpusatkan diri sendiri.
d.
Keempat,
dosa adalah kuasa yang menghancurkan. Dosa tidak hanya gagal dalam pengaturan
tetapi kuasa yang mengikat terus menerus yang tinggal dalam orang berdosa.
Tujuan utama dari kuasa penghancur ini untuk menyebabkan manusia menghancurkan
diri sendiri dan membunuh diri sendiri.
e.
Kelima,
dosa adalah penolakan terhadap kehendak Allah yang kekal. Akibat utama dari dosa
adalah tidak hanya merusak manusia tetapi juga melawan kehendak Allah yang
kekal melalui manusia. Inilah hal yang paling serius yang berhubungan dengan
kesejahteraan rohani semesta. Sejak dosa menolak terhadap kehendak Allah maka
orang Kristen harus sadar pentingnya setia kepada Allah. Seperti Yesus
mengajarkan murid-muridNya untuk berdoa, “Jadilah kehendakMu di bumi seperti di
surga.” Alkitab juga mengajarkan kita dalam 1 Yohanes 2:17, bahwa dunia ini
sedang lenyap dengan keinginannya tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selamanya.
2. Pandangan/Konsep
Alkitab tentang Dosa
Semua manusia akan mengalami suatu peristiwa
yang namanya kematian. Semua manusia pasti akan bertemu dengan kematian, baik
itu orang kaya, miskin, konglomerat, pejabat, dan lain-lain. Kematian tidak
mengenal golongan, umur, ataupun jabatan seseoarang. Saat ini di koran dan televisi
banyak beredar berita duka cita, kecelakaan maut, dan bencana alam.
Kebanyakan orang pasti akan takut akan datangnya kematian. Karena mereka tidak tahu ke mana mereka setelah kematian. Tetapi ada juga yang tidak takut akan datangnya kematian, ada yang tidak peduli soal kematian, ada yang menganggap umurnya masih panjang, dan ada juga mereka yang tahu pasti ke mana mereka pergi setelah kematian.
Kematian bisa terjadi karena DOSA. Dosa menyebabkan hubungan antara manusia dan Tuhan menjadi terputus. Dan akibat dosa adalah maut. Manusia telah jauh dari sumber kehidupan. Dosa yang menyebabkan kematian, bukan hanya kematian jasmani, tetapi juga kematian kekal di neraka.
Manusia mulai sadar dan mengerti betapa beratnya hukuman dosa itu, mereka takut ke manakah setelah mereka mati. Karena itu, manusia berusaha mencari-cari cara bagaimana agar mereka terhindar dari hukuman kekal itu. Ada yang berpikir dengan banyak berbuat baik, mereka terbebas dari hukuman dosa. Mereka berpikir dapat menebus dan membayar dosa mereka dengan berbuat baik. Perbuatan baik tidak bisa menghilangkan akibat dari dosa itu, yaitu maut. Siapakah yang dapat menjamin perbuatan baik dapat menyelamatkan manusia, apakah yang menjadi standar perbuatan baik itu? Apakah kita yakin perbuatan baik kita lebih banyak dari pada dosa yang telah kita lakukan? Dosa bukan hanya menyangkut membunuh, merampok, tetapi juga iri hati, pikiran kotor, egois. Dosa bukan hanya menyangkut perbuatan saja, tetapi juga menyangkut hati.
Jadi hubungan dengan Tuhan bisa terjalin, Tidak ada cara lain selain Tuhan sendiri turun dari Sorga ke dunia untuk mencari manusia. Siapakah Dia yang telah turun dari Sorga untuk mencari manusia? Dialah Yesus (Yoh 1:1-4; Yoh 3:13). “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16)
Yesus bukan hanya datang ke dunia untuk memperkenalkan diriNya bahwa Dialah Tuhan, tapi dia juga mau menyelamatkan manusia yang sedang berjalan menuju maut. Yesus mau menyambung kembali hubungan yang telah putus itu. Sebab Tuhan tahu bahwa manusia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Penyebab putusnya hubungan itu adalah dosa. Karena itu, untuk bisa menyelamatkan manusia, Tuhan harus membereskan dosa-dosa manusia dahulu. bahwa upah dosa adalah maut. Jadi dengan cara apa Tuhan membereskan dosa-dosa Manusia Yaitu dengan cara Dia mati untuk menggantikan manusia. Hanya Tuhan yang bisa membereskan masalah dosa. Yesus yang adalah Tuhan sendiri mau mati untuk menggantikan kita dari hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung.
1 Petrus 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh”. 1 Petrus 2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”. Tuhan Yesus adalah Tuhan yang hidup, Dia bangkit dan hidup untuk membuktikan kepada kita bahwa Dia sanggup menyelamatkan kita. Masalah dosa telah Dia selesaikan di atas kayu salib, dan sekarang pertanyaan buat kita : “Apakah kamu percaya kepadaNya bahwa Dia telah menyelamatkanmu lewat penebusanNya?”
Yoh 11:25-26 “Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Dan juga sudah jelas bahwa Tuhan Yesus satu-satunya juruselamat manusia. (Yoh 14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Kebanyakan orang pasti akan takut akan datangnya kematian. Karena mereka tidak tahu ke mana mereka setelah kematian. Tetapi ada juga yang tidak takut akan datangnya kematian, ada yang tidak peduli soal kematian, ada yang menganggap umurnya masih panjang, dan ada juga mereka yang tahu pasti ke mana mereka pergi setelah kematian.
Kematian bisa terjadi karena DOSA. Dosa menyebabkan hubungan antara manusia dan Tuhan menjadi terputus. Dan akibat dosa adalah maut. Manusia telah jauh dari sumber kehidupan. Dosa yang menyebabkan kematian, bukan hanya kematian jasmani, tetapi juga kematian kekal di neraka.
Manusia mulai sadar dan mengerti betapa beratnya hukuman dosa itu, mereka takut ke manakah setelah mereka mati. Karena itu, manusia berusaha mencari-cari cara bagaimana agar mereka terhindar dari hukuman kekal itu. Ada yang berpikir dengan banyak berbuat baik, mereka terbebas dari hukuman dosa. Mereka berpikir dapat menebus dan membayar dosa mereka dengan berbuat baik. Perbuatan baik tidak bisa menghilangkan akibat dari dosa itu, yaitu maut. Siapakah yang dapat menjamin perbuatan baik dapat menyelamatkan manusia, apakah yang menjadi standar perbuatan baik itu? Apakah kita yakin perbuatan baik kita lebih banyak dari pada dosa yang telah kita lakukan? Dosa bukan hanya menyangkut membunuh, merampok, tetapi juga iri hati, pikiran kotor, egois. Dosa bukan hanya menyangkut perbuatan saja, tetapi juga menyangkut hati.
Jadi hubungan dengan Tuhan bisa terjalin, Tidak ada cara lain selain Tuhan sendiri turun dari Sorga ke dunia untuk mencari manusia. Siapakah Dia yang telah turun dari Sorga untuk mencari manusia? Dialah Yesus (Yoh 1:1-4; Yoh 3:13). “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16)
Yesus bukan hanya datang ke dunia untuk memperkenalkan diriNya bahwa Dialah Tuhan, tapi dia juga mau menyelamatkan manusia yang sedang berjalan menuju maut. Yesus mau menyambung kembali hubungan yang telah putus itu. Sebab Tuhan tahu bahwa manusia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Penyebab putusnya hubungan itu adalah dosa. Karena itu, untuk bisa menyelamatkan manusia, Tuhan harus membereskan dosa-dosa manusia dahulu. bahwa upah dosa adalah maut. Jadi dengan cara apa Tuhan membereskan dosa-dosa Manusia Yaitu dengan cara Dia mati untuk menggantikan manusia. Hanya Tuhan yang bisa membereskan masalah dosa. Yesus yang adalah Tuhan sendiri mau mati untuk menggantikan kita dari hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung.
1 Petrus 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh”. 1 Petrus 2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”. Tuhan Yesus adalah Tuhan yang hidup, Dia bangkit dan hidup untuk membuktikan kepada kita bahwa Dia sanggup menyelamatkan kita. Masalah dosa telah Dia selesaikan di atas kayu salib, dan sekarang pertanyaan buat kita : “Apakah kamu percaya kepadaNya bahwa Dia telah menyelamatkanmu lewat penebusanNya?”
Yoh 11:25-26 “Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Dan juga sudah jelas bahwa Tuhan Yesus satu-satunya juruselamat manusia. (Yoh 14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
3. Aspek-Aspek
dalam dosa
a. DOSA SEBAGAI STATUS
Secara
status, sejak Adam dan Hawa, dosa sudah ada di hadapan manusia. Manusia adalah
makhluk yang berdosa dan karena itu sekaligus seteru Allah. Semua manusia telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (]Rom 3:23). Ada pendapat
yang mengemukakan bahwa bayi yang lahir itu seperti kertas yang putih. Akan
jadi apa kertas itu nantinya tergantung dari yang menulis dan yang menggambar
di atasnya. Pandangan tersebut adalah pandangan yang salah.
Jika
manusia berdosa sejak dari kandungan, berarti ketika dilahirkan sebagai bayi,
ia pun telah berdosa. Status keberdosaan melekat kepada setiap manusia yang
hidup di bumi dan tidak bisa lepas selama Allah sendiri tidak melepaskannya.
Status ini pun diikuti oleh rasa bersalah yang nyata, konkret, dan objektif.
Seorang terpidana tetaplah seorang terpidana sampai hakim memutuskan bahwa ia
tidak lagi menjadi terpidana. Atau ia telah memenuhi tuntutan hukum yang
dibebankan kepadanya. Setiap manusia yang berdosa tetap harus
mempertanggungjawabkan keberdosaannya di hadapan Allah karena secara legal telah
menyeleweng dari standar legal yang telah ditetapkan Allah. Namun, pertanyaan
apakah itu berarti bayi yang baru lahir pasti masuk neraka, merupakan masalah
yang berbeda. Allah adalah adil dan Ia tahu apa yang terbaik yang harus
dilakukan-Nya.
b. DOSA SEBAGAI HABITUS
Dunia
tempat manusia dilahirkan adalah dunia yang telah berdosa. Lingkungan tempat
manusia dilahirkan ada dalam kondisi berdosa. Hal ini juga memungkinkan semua
manusia memiliki kecenderungan berdosa dan kecenderungan berbuat jahat. Kondisi
keberdosaan juga menyebabkan manusia menularkan kebiasaan berdosa yang semuanya
membawa kebobrokan. Bergaul dengan orang fasik/jahat akan menyebabkan orang
juga menjadi fasik (Ams 11:9). Seseorang yang dibesarkan dan tinggal dalam
lingkungan yang jahat akan mudah untuk jatuh dalam kejahatan, apalagi pada
dasarnya ia juga sudah jahat. Jika demikian, tidak seorang manusia pun dapat
lolos dari dosa.
c. DOSA SEBAGAI AKTUS
Dosa
adalah sesuatu yang sifatnya pribadi. Artinya, dosa merupakan sesuatu yang
dilakukan manusia secara pribadi. Manusia selalu melakukan dosa secara aktif.
Itulah sebabnya semua manusia memiliki pengalaman berbuat dosa. Semua tindakan
manusia selalu menuju kepada pelanggaran terhadap ketetapan Allah. Perbuatan
dosa harus dipertanggungjawabkan kepada Allah secara pribadi.
4. Akibat
Dosa
a. KEMATIAN ROHANI
Allah
mengusir manusia dari hadapan-Nya, dan Ia tidak membiarkan manusia yang berdosa
ada dalam persekutuan dengan-Nya (Kej 3:24). Ini merupakan bagi manusia sebab
pada dasarnya manusia diciptakan untuk berhubungan dengan penciptanya. Roh
manusia yang diberikan oleh Allah mengalami keterpisahan dari Roh Allah yang
hidup. Kematian ini juga menyebabkan manusia kehilangan kemuliaan Allah yang
melekat kepadanya (Rom 3:23; Efesus 2:1).
b. KEMATIAN JASMANI
Semula
Allah tidak menciptakan manusia untuk mati dan kembali menjadi tanah, tetapi
dosa menyebabkan manusia pasti mengalami kematian dan menjadi tanah kembali.
Alkitab mencatat, "Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai
engkau kembali lagi menjadi tanah" (Kej 3:19). Kehilangan kemuliaan Allah
menyebabkan kualitas tubuh manusia menurun drastis. Kematian jasmani merupakan
konsekuensi dari keberdosaan manusia, seperti dikatakan oleh Paulus, "Sebab
upah dosa ialah maut
c. RUSAKNYA HUBUNGAN DENGAN SESAMA
Manusia
adalah serigala bagi sesamanya. Ungkapan ini ada benarnya karena berdasarkan
fakta manusia bisa saling merugikan dan saling mencelakakan di dalam upayanya
mempertahankan hidup dan mengejar kesenangan hidup. Hubungan antar manusia
tidak lagi harmonis sejak fakta kejatuhan dalam dosa. Manusia saling
mempersalahkan (Kej 3:12-13). Peristiwa Kain membunuh Habel merupakan bukti
selanjutnya. Sejak saat itu manusia selalu harus berhati-hati dalam berhubungan
dengan sesamanya. Memang ada pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak
sayang. Pepatah ini hanya memiliki separuh kebenaran. Kebenaran yang melengkapinya
adalah tak kenal, maka tak benci. Kalau mau jujur, orang-orang yang berselisih
tajam, saling membenci, saling mengecewakan, bahkan saling membunuh, umumnya
adalah orang-orang yang saling kenal, bahkan tidak jarang mereka mempunyai
kedekatan secara emosional. Manusia menjadi makhluk yang tinggi egosentrisnya,
dan itu sebabnya mengapa manusia menjadi sulit bersekutu dengan sesamanya.
Keadaan ini sebenarnya bersumber dari rusaknya hubungan manusia dengan Allah
sehingga manusia tidak tahu membedakan manakah kehendak Allah dan manakah yang
bukan. Semuanya hanya menuruti hawa nafsunya sendiri.
d. RUSAKNYA KEHARMONISAN ANTARA
MANUSIA DENGAN ALAM
Pada
mulanya Allah menciptakan manusia dan seluruh alam semesta dalam keadaan yang
harmonis dan sungguh amat baik. Alkitab mencatat, "Maka Allah melihat
segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik" (Kej 1:31). Manusia
membutuhkan alam untuk mengaktualisasikan dirinya dan alam membutuhkan manusia
untuk memelihara dan menatanya. Manusia dan alam memiliki hubungan interdependensi
yang kuat dan erat. Namun, dosa menyebabkan manusia tidak mampu memelihara dan
mengusahakan alam, tetapi justru semena-mena karena keserakahannya. Teknologi
yang dibuat manusia cenderung ditujukan untuk merusak alam sehingga dunia
sekarang dihantui oleh krisis lingkungan hidup seperti bocornya ozon, banjir
karena gundulnya hutan, efek rumah kaca, dan sebagainya yang dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit, kesengsaraan bahkan kepunahan makhluk hidup,
terkikisnya kekayaan, krisis air bersih, dan sebagainya.
Persoalan
utama bukanlah karena alam pada dasarnya tidak baik, tetapi karena manusia yang
menyebabkan alam tidak lagi harmonis dan seimbang. Bukankah tugas mengelola dan
memelihara bumi ada pada pundak manusia (Kej 1:28; 2:15) Krisis lingkungan
diciptakan oleh manusia dan membawa ancaman bagi manusia sendiri. Bumi saat ini
sedang diantar oleh manusia menuju kehancuran dan kemusnahan.
e.
MANUSIA
AKRAB DENGAN PENDERITAAN KARENA DOSA.
Waktu
manusia jatuh dalam dosa Allah berfirman, "Susah payahmu waktu mengandung
akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu, ...
maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah payah engkau akan mencari
rejekimu, ... dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai engkau kembali
lagi menjadi tanah" (Kej 3:16-19). Karena keberdosaannya, manusia akan
akrab dengan penderitaan fisik dan psikis seumur hidupnya. Saya tidak
mengatakan bahwa sejak bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus manusia tidak
lagi akan sakit dan menderita. Keputusan untuk mengikut Tuhan juga diiringi
dengan penderitaan yang harus dipikul. Namun, penderitaan bersama Kristus
justru mendatangkan kemuliaan surgawi, sementara penderitaan karena dosa akan
mendatangkan kesengsaraan kekal. Pengertian penderitaan di sini adalah sejak
manusia jatuh dalam dosa, Allah membiarkan manusia mengalami banyak penderitaan
sehingga penderitaan menjadi akrab dengan manusia seumur hidupnya. Akibat dosa
ialah hukuman dan penderitaan
f. Hukuman Kekal
Dosa
mendatangkan maut dan kebinasaan. Allah telah menyiapkan hukuman kekal sebagai
tempat kekal manusia yang tidak kembali kepada-Nya, yaitu neraka. Di dalam
neraka, manusia mengalami keterpisahan dari Allah. Tempat ini merupakan tempat
yang mengerikan di mana manusia tidak akan pernah mati lagi secara fisik. Ia
akan menderita karena ada api yang tak terpadamkan, ratap tangis dan kertakan
gigi, ada kegelapan yang mengerikan serta ada ulat yang terus-menerus
menggerogoti tubuh manusia berdosa. Jika manusia sudah masuk dalam neraka, ia
tidak mungkin dapat keluar lagi, tidak mungkin ada kesempatan untuk bertobat.
3. Kesimpulan
Dari
semua sumber yang ada saya dapat menyimpulkan bahwa Dosa itu sesuatu yang
mengerikan karena kalau kita sudah jatuh didalam dosa maka sulit untuk kita
melepaskan kuasa dosa tersebut. Tetapi jika kita berserah kepada Tuhan Yesus
dan terus berpegang teguh kepadaNya maka kita akan terbebas dari dosa. Tuhan
Yesus telah memperingatkan kepada kita
bahwa siapa yang melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, maka ia
akan binasa dan tidak beroleh hidup yang kekal. Maka kita sebagai anak-anak
Allah harus setia kepada Tuhan Yesus dan kita harus berjalan ke jalan yang
sudah di tentukan Yesus sang juru selamat.
Posting Komentar