Konsep Tentang DOSA

0 comments


1.   Pendahuluan

Menurut Buku yang saya baca. Kata “DOSA” berasal dari bahasa yunani yaitu Hamartema atau Hamartano yang mempunyai arti kata berdosa atau berbuat dosa.  Kata “DOSA” dikenal umum sebagai sebuah kata dalam bahasa religius yang terkadang tanpa di mengerti berdasarkan Alkitab sebagai sumber pemahaman religius kekristenan khususnya. Kata “DOSA” diberi arti yang bebas dan dilihat sebatas pelanggaran moral atau melanggar hukum. Kata “DOSA” juga berhubungan erat dengan pelanggaran terhadap Taurat, yang diimani sebagai hukum yang berasal dari Allah (bukan hukum yang berdasarkan manusia). Kata “DOSA” dapat menjadi sebuah istilah yang ingin menggambarkan tentang pemberontakan atau perlawanan terhadap Allah, bukan karena manusia dapat menandingi Allah, tetapi karena manusia mengganggap dirinya dapat hidup tanpa Allah.

2.   Pembahasan

1.      Apakah Konsep Dosa itu ?
 (bersumber dari http://www.reocities.com/thisisreformed oleh Pdt. Stephen Tong)
Sekarang kita memikirkan tentang dosa. Alkitab mengajarkan bahwa dosa lebih dari sekedar kegagalan etika.
a.       Pertama, dosa berarti “tidak mencapai target”.  Perjanjian baru menggunakan kata “hamartia” untuk mengingikasikan bahwa manusia diciptakan dengan sebuah standar atau target sebagai tujuan dan arah hidup. Ini berarti kita harus bertanggung jawab kepada Allah. Ketika dosa datang kita gagal untuk mencapai standar Allah. Inilah alasan Allah mengutus Tuhan Yesus anak-Nya yang tunggal untuk kembali menunjukkan standar itu menjadikan Dia sebagai kebenaran dan kesucian kita.
b.      Kedua, berbicara dari sudut posisi, dosa adalah satu perpindahan dari status mula-mula. Manusia diciptakan berbeda, dalam perbedaan posisi,dengan tujuan untuk menjadi saksi Allah, diciptakan antara Allah dan iblis, baik dan jahat.
c.       Ketiga, dosa adalah penyalahgunaan kebebasan. Penghormatan terbesar dan hak istimewa yang Allah berikan kepada manusia adalah karunia kebebasan. Kebebasan menjadi suatu factor yang tidak bisa di tawar-tawar lagi sebagai fondasi dari nilai moral. Arti kebebasan mempunyai dua pilihan yaitu: hidup berpusatkan Allah atau hidup berpusatkan diri sendiri.
d.      Keempat, dosa adalah kuasa yang menghancurkan. Dosa tidak hanya gagal dalam pengaturan tetapi kuasa yang mengikat terus menerus yang tinggal dalam orang berdosa. Tujuan utama dari kuasa penghancur ini untuk menyebabkan manusia menghancurkan diri sendiri dan membunuh diri sendiri.
e.       Kelima, dosa adalah penolakan terhadap kehendak Allah yang kekal. Akibat utama dari dosa adalah tidak hanya merusak manusia tetapi juga melawan kehendak Allah yang kekal melalui manusia. Inilah hal yang paling serius yang berhubungan dengan kesejahteraan rohani semesta. Sejak dosa menolak terhadap kehendak Allah maka orang Kristen harus sadar pentingnya setia kepada Allah. Seperti Yesus mengajarkan murid-muridNya untuk berdoa, “Jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga.” Alkitab juga mengajarkan kita dalam 1 Yohanes 2:17, bahwa dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selamanya.

2.      Pandangan/Konsep Alkitab tentang Dosa
Semua manusia akan mengalami suatu peristiwa yang namanya kematian. Semua manusia pasti akan bertemu dengan kematian, baik itu orang kaya, miskin, konglomerat, pejabat, dan lain-lain. Kematian tidak mengenal golongan, umur, ataupun jabatan seseoarang. Saat ini di koran dan televisi banyak beredar berita duka cita, kecelakaan maut, dan bencana alam.
Kebanyakan orang pasti akan takut akan datangnya kematian. Karena mereka tidak tahu ke mana mereka setelah kematian. Tetapi ada juga yang tidak takut akan datangnya kematian, ada yang tidak peduli soal kematian, ada yang menganggap umurnya masih panjang, dan ada juga mereka yang tahu pasti ke mana mereka pergi setelah kematian.
Kematian bisa terjadi karena DOSA. Dosa menyebabkan hubungan antara manusia dan Tuhan menjadi terputus. Dan akibat dosa adalah maut. Manusia telah jauh dari sumber kehidupan. Dosa yang menyebabkan kematian, bukan hanya kematian jasmani, tetapi juga kematian kekal di neraka.
Manusia mulai sadar dan mengerti betapa beratnya hukuman dosa itu, mereka takut ke manakah setelah mereka mati. Karena itu, manusia berusaha mencari-cari cara bagaimana agar mereka terhindar dari hukuman kekal itu. Ada yang berpikir dengan banyak berbuat baik, mereka terbebas dari hukuman dosa. Mereka berpikir dapat menebus dan membayar dosa mereka dengan berbuat baik. Perbuatan baik tidak bisa menghilangkan akibat dari dosa itu, yaitu maut. Siapakah yang dapat menjamin perbuatan baik dapat menyelamatkan manusia, apakah yang menjadi standar perbuatan baik itu? Apakah kita yakin perbuatan baik kita lebih banyak dari pada dosa yang telah kita lakukan? Dosa bukan hanya menyangkut membunuh, merampok, tetapi juga iri hati, pikiran kotor, egois. Dosa bukan hanya menyangkut perbuatan saja, tetapi juga menyangkut hati.
Jadi hubungan dengan Tuhan bisa terjalin, Tidak ada cara lain selain Tuhan sendiri turun dari Sorga ke dunia untuk mencari manusia. Siapakah Dia yang telah turun dari Sorga untuk mencari manusia? Dialah Yesus (Yoh 1:1-4; Yoh 3:13). “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16)
Yesus bukan hanya datang ke dunia untuk memperkenalkan diriNya bahwa Dialah Tuhan, tapi dia juga mau menyelamatkan manusia yang sedang berjalan menuju maut. Yesus mau menyambung kembali hubungan yang telah putus itu. Sebab Tuhan tahu bahwa manusia tidak akan bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Penyebab putusnya hubungan itu adalah dosa. Karena itu, untuk bisa menyelamatkan manusia, Tuhan harus membereskan dosa-dosa manusia dahulu. bahwa upah dosa adalah maut. Jadi dengan cara apa Tuhan membereskan dosa-dosa Manusia Yaitu dengan cara Dia mati untuk menggantikan manusia. Hanya Tuhan yang bisa membereskan masalah dosa. Yesus yang adalah Tuhan sendiri mau mati untuk menggantikan kita dari hukuman dosa yang seharusnya kita tanggung.
1 Petrus 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh”. 1 Petrus 2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”. Tuhan Yesus adalah Tuhan yang hidup, Dia bangkit dan hidup untuk membuktikan kepada kita bahwa Dia sanggup menyelamatkan kita. Masalah dosa telah Dia selesaikan di atas kayu salib, dan sekarang pertanyaan buat kita : “Apakah kamu percaya kepadaNya bahwa Dia telah menyelamatkanmu lewat penebusanNya?”
Yoh 11:25-26 “Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Dan juga sudah jelas bahwa Tuhan  Yesus satu-satunya juruselamat manusia. (Yoh 14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

3.      Aspek-Aspek dalam dosa
a.      DOSA SEBAGAI STATUS
Secara status, sejak Adam dan Hawa, dosa sudah ada di hadapan manusia. Manusia adalah makhluk yang berdosa dan karena itu sekaligus seteru Allah. Semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (]Rom 3:23). Ada pendapat yang mengemukakan bahwa bayi yang lahir itu seperti kertas yang putih. Akan jadi apa kertas itu nantinya tergantung dari yang menulis dan yang menggambar di atasnya. Pandangan tersebut adalah pandangan yang salah.
Jika manusia berdosa sejak dari kandungan, berarti ketika dilahirkan sebagai bayi, ia pun telah berdosa. Status keberdosaan melekat kepada setiap manusia yang hidup di bumi dan tidak bisa lepas selama Allah sendiri tidak melepaskannya. Status ini pun diikuti oleh rasa bersalah yang nyata, konkret, dan objektif. Seorang terpidana tetaplah seorang terpidana sampai hakim memutuskan bahwa ia tidak lagi menjadi terpidana. Atau ia telah memenuhi tuntutan hukum yang dibebankan kepadanya. Setiap manusia yang berdosa tetap harus mempertanggungjawabkan keberdosaannya di hadapan Allah karena secara legal telah menyeleweng dari standar legal yang telah ditetapkan Allah. Namun, pertanyaan apakah itu berarti bayi yang baru lahir pasti masuk neraka, merupakan masalah yang berbeda. Allah adalah adil dan Ia tahu apa yang terbaik yang harus dilakukan-Nya.

b.      DOSA SEBAGAI HABITUS
Dunia tempat manusia dilahirkan adalah dunia yang telah berdosa. Lingkungan tempat manusia dilahirkan ada dalam kondisi berdosa. Hal ini juga memungkinkan semua manusia memiliki kecenderungan berdosa dan kecenderungan berbuat jahat. Kondisi keberdosaan juga menyebabkan manusia menularkan kebiasaan berdosa yang semuanya membawa kebobrokan. Bergaul dengan orang fasik/jahat akan menyebabkan orang juga menjadi fasik (Ams 11:9). Seseorang yang dibesarkan dan tinggal dalam lingkungan yang jahat akan mudah untuk jatuh dalam kejahatan, apalagi pada dasarnya ia juga sudah jahat. Jika demikian, tidak seorang manusia pun dapat lolos dari dosa.
c.       DOSA SEBAGAI AKTUS
Dosa adalah sesuatu yang sifatnya pribadi. Artinya, dosa merupakan sesuatu yang dilakukan manusia secara pribadi. Manusia selalu melakukan dosa secara aktif. Itulah sebabnya semua manusia memiliki pengalaman berbuat dosa. Semua tindakan manusia selalu menuju kepada pelanggaran terhadap ketetapan Allah. Perbuatan dosa harus dipertanggungjawabkan kepada Allah secara pribadi.

4.      Akibat Dosa
a.      KEMATIAN ROHANI
Allah mengusir manusia dari hadapan-Nya, dan Ia tidak membiarkan manusia yang berdosa ada dalam persekutuan dengan-Nya (Kej 3:24). Ini merupakan bagi manusia sebab pada dasarnya manusia diciptakan untuk berhubungan dengan penciptanya. Roh manusia yang diberikan oleh Allah mengalami keterpisahan dari Roh Allah yang hidup. Kematian ini juga menyebabkan manusia kehilangan kemuliaan Allah yang melekat kepadanya (Rom 3:23; Efesus 2:1).
b.      KEMATIAN JASMANI
Semula Allah tidak menciptakan manusia untuk mati dan kembali menjadi tanah, tetapi dosa menyebabkan manusia pasti mengalami kematian dan menjadi tanah kembali. Alkitab mencatat, "Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah" (Kej 3:19). Kehilangan kemuliaan Allah menyebabkan kualitas tubuh manusia menurun drastis. Kematian jasmani merupakan konsekuensi dari keberdosaan manusia, seperti dikatakan oleh Paulus, "Sebab upah dosa ialah maut
c.       RUSAKNYA HUBUNGAN DENGAN SESAMA
Manusia adalah serigala bagi sesamanya. Ungkapan ini ada benarnya karena berdasarkan fakta manusia bisa saling merugikan dan saling mencelakakan di dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengejar kesenangan hidup. Hubungan antar manusia tidak lagi harmonis sejak fakta kejatuhan dalam dosa. Manusia saling mempersalahkan (Kej 3:12-13). Peristiwa Kain membunuh Habel merupakan bukti selanjutnya. Sejak saat itu manusia selalu harus berhati-hati dalam berhubungan dengan sesamanya. Memang ada pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Pepatah ini hanya memiliki separuh kebenaran. Kebenaran yang melengkapinya adalah tak kenal, maka tak benci. Kalau mau jujur, orang-orang yang berselisih tajam, saling membenci, saling mengecewakan, bahkan saling membunuh, umumnya adalah orang-orang yang saling kenal, bahkan tidak jarang mereka mempunyai kedekatan secara emosional. Manusia menjadi makhluk yang tinggi egosentrisnya, dan itu sebabnya mengapa manusia menjadi sulit bersekutu dengan sesamanya. Keadaan ini sebenarnya bersumber dari rusaknya hubungan manusia dengan Allah sehingga manusia tidak tahu membedakan manakah kehendak Allah dan manakah yang bukan. Semuanya hanya menuruti hawa nafsunya sendiri.


d.      RUSAKNYA KEHARMONISAN ANTARA MANUSIA DENGAN ALAM
Pada mulanya Allah menciptakan manusia dan seluruh alam semesta dalam keadaan yang harmonis dan sungguh amat baik. Alkitab mencatat, "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik" (Kej 1:31). Manusia membutuhkan alam untuk mengaktualisasikan dirinya dan alam membutuhkan manusia untuk memelihara dan menatanya. Manusia dan alam memiliki hubungan interdependensi yang kuat dan erat. Namun, dosa menyebabkan manusia tidak mampu memelihara dan mengusahakan alam, tetapi justru semena-mena karena keserakahannya. Teknologi yang dibuat manusia cenderung ditujukan untuk merusak alam sehingga dunia sekarang dihantui oleh krisis lingkungan hidup seperti bocornya ozon, banjir karena gundulnya hutan, efek rumah kaca, dan sebagainya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, kesengsaraan bahkan kepunahan makhluk hidup, terkikisnya kekayaan, krisis air bersih, dan sebagainya.
Persoalan utama bukanlah karena alam pada dasarnya tidak baik, tetapi karena manusia yang menyebabkan alam tidak lagi harmonis dan seimbang. Bukankah tugas mengelola dan memelihara bumi ada pada pundak manusia (Kej 1:28; 2:15) Krisis lingkungan diciptakan oleh manusia dan membawa ancaman bagi manusia sendiri. Bumi saat ini sedang diantar oleh manusia menuju kehancuran dan kemusnahan.
e.       MANUSIA AKRAB DENGAN PENDERITAAN KARENA DOSA.
Waktu manusia jatuh dalam dosa Allah berfirman, "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu, ... maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah payah engkau akan mencari rejekimu, ... dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai engkau kembali lagi menjadi tanah" (Kej 3:16-19). Karena keberdosaannya, manusia akan akrab dengan penderitaan fisik dan psikis seumur hidupnya. Saya tidak mengatakan bahwa sejak bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus manusia tidak lagi akan sakit dan menderita. Keputusan untuk mengikut Tuhan juga diiringi dengan penderitaan yang harus dipikul. Namun, penderitaan bersama Kristus justru mendatangkan kemuliaan surgawi, sementara penderitaan karena dosa akan mendatangkan kesengsaraan kekal. Pengertian penderitaan di sini adalah sejak manusia jatuh dalam dosa, Allah membiarkan manusia mengalami banyak penderitaan sehingga penderitaan menjadi akrab dengan manusia seumur hidupnya. Akibat dosa ialah hukuman dan penderitaan
f.       Hukuman Kekal
Dosa mendatangkan maut dan kebinasaan. Allah telah menyiapkan hukuman kekal sebagai tempat kekal manusia yang tidak kembali kepada-Nya, yaitu neraka. Di dalam neraka, manusia mengalami keterpisahan dari Allah. Tempat ini merupakan tempat yang mengerikan di mana manusia tidak akan pernah mati lagi secara fisik. Ia akan menderita karena ada api yang tak terpadamkan, ratap tangis dan kertakan gigi, ada kegelapan yang mengerikan serta ada ulat yang terus-menerus menggerogoti tubuh manusia berdosa. Jika manusia sudah masuk dalam neraka, ia tidak mungkin dapat keluar lagi, tidak mungkin ada kesempatan untuk bertobat.

3.   Kesimpulan
Dari semua sumber yang ada saya dapat menyimpulkan bahwa Dosa itu sesuatu yang mengerikan karena kalau kita sudah jatuh didalam dosa maka sulit untuk kita melepaskan kuasa dosa tersebut. Tetapi jika kita berserah kepada Tuhan Yesus dan terus berpegang teguh kepadaNya maka kita akan terbebas dari dosa. Tuhan Yesus telah memperingatkan  kepada kita bahwa siapa yang melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, maka ia akan binasa dan tidak beroleh hidup yang kekal. Maka kita sebagai anak-anak Allah harus setia kepada Tuhan Yesus dan kita harus berjalan ke jalan yang sudah di tentukan Yesus sang juru selamat.


























Posting Komentar